Coffee Latte Di Pagi Hari Lebih Menyehatkan
KantoMaya News - Tak sedikit orang yang takut minum kopi, khawatir sanggup menimbulkan jantung berdebar-debar. Ilmuwan baru-baru ini menemukan minum kopi kental di pagi hari sanggup memperlihatkan energi tanpa harus bikin deg-degan.
Riset gres membuktikan, konsumsi kafein teratur tidak memicu debaran jantung yang berpotensi mendatangkan bahaya. Bahwa kopi tolong-menolong juga baik untuk kesehatan jantung.
Ilmuwan menemukan konsumsi kafein tidak menimbulkan denyut jantung ekstra, yang kendati lazim sanggup menimbulkan selesai hidup alasannya ialah jantung atau stroke. Sebaliknya, ilmuwan dari University of California, San Francisco menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi masakan berkafein yang menyehatkan menyerupai kopi, cokelat dan teh.
Dr Gregory Marcus yang terlibat dalam penelitian itu menyarankan panduan soal kafein tersebut dipertimbangkan lagi.
"Rekomendasi klinis tidak menyarankan konsumsi teratur masakan berkafein untuk mencegah gangguan ritme kardiak jantung. Hal itu perlu dipertimbangkan lagi alasannya ialah kita sudah menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi masakan menyerupai cokelat, kopi dan teh yang tolong-menolong punya khasiat untuk kesehatan jantung," kata Marcus.
"Hasil penelitian kami menerangkan denyut jantung ekstra sanggup bersifat berbahaya. Penemuan ini relevan," katanya.
Premature atrial contraction (PAC) yang hiperbola ialah jenis kelainan irama jantung paling lazim. Detak jantung itu terlalu cepat, lambat atau tidak teratur.
Satu tanda-tanda paling umum ialah jantung berdebar atau seseorang menyadari denyut jantung tak biasa dan dikaitkan dengan stroke dan kematian.
Sedangkan premature ventricular contraction (PVC), kelainan di mana jantung melewatkan satu denyut. PVC ini berhungan dengan peningkatan gagal jantung, penyakit arteri koroner dan kematian.
Peneliti menyampaikan ketidaknormalan itu sering dihubungkan dengan konsumsi kafein yang dibuktikan lewat penelitian dan percobaan. Namun, penelitian itu dilakukan puluhan tahun kemudian dan tidak memakai perkara PAC dan PVC sebagai hasil primer.
Selain itu, panduan kesehatan menyebutkan jikalau riwayat pasien konsisten dengan denyut ekstra prematur, faktor potensial yang memperparah menyerupai kafein, alkohol dan nikotin harus dihilangkan.
Kini semakin banyak bukti menguatkan potensi menyehatkan jantung dari beberapa produk kafein menyerupai kopi, cokelat dan teh. Penemuan ini mengakibatkan ketidakpastian di kalangan dokter dikala pasien berkonsultasi mengenai konsumsi kafein itu. Ada kemungkinan pasien mengurangi konsumsi supaya problem jantung tak lagi kambuh.
Studi ini diterbitkan di jurnal American Heart Association dan menganalisa konsumsi kopi, teh dan cokelat dari 1.388 pasien yang dipilih secara random. Termasuk di antara mereka ialah yang menderita denyut jantung ekstra terus menerus.
Dari seluruh peserta, 61 persen mengonsumsi lebih dari satu produk kafein setiap hari. Periset menemukan tak ada perbedaan jumlah PAC atau PVC per jam di antara kadar asupan kopi, teh dan cokelat.
Semakin sering mengonsumsi masakan dan minuman berkafein, ternyata tak ada hubungannya dengan denyut jantung ekstra.
"Ini ialah sampel berbasis komunitas pertama yang melihat pengaruh kafein terhadap denyut jantung ekstra. Studi sebelumnya meneliti orang-orang yang diketahui menderita kelainan ritme jantung," kata ketua tim penelitian Shalini Dixit.
"Apakah konsumsi akut produk-produk kafein bakal memengaruhi denyut jantung berlebihan, itu membutuhkan studi lebih jauh," imbuhnya.
Kompas.com
Riset gres membuktikan, konsumsi kafein teratur tidak memicu debaran jantung yang berpotensi mendatangkan bahaya. Bahwa kopi tolong-menolong juga baik untuk kesehatan jantung.
Ilmuwan menemukan konsumsi kafein tidak menimbulkan denyut jantung ekstra, yang kendati lazim sanggup menimbulkan selesai hidup alasannya ialah jantung atau stroke. Sebaliknya, ilmuwan dari University of California, San Francisco menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi masakan berkafein yang menyehatkan menyerupai kopi, cokelat dan teh.
Dr Gregory Marcus yang terlibat dalam penelitian itu menyarankan panduan soal kafein tersebut dipertimbangkan lagi.
"Rekomendasi klinis tidak menyarankan konsumsi teratur masakan berkafein untuk mencegah gangguan ritme kardiak jantung. Hal itu perlu dipertimbangkan lagi alasannya ialah kita sudah menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi masakan menyerupai cokelat, kopi dan teh yang tolong-menolong punya khasiat untuk kesehatan jantung," kata Marcus.
"Hasil penelitian kami menerangkan denyut jantung ekstra sanggup bersifat berbahaya. Penemuan ini relevan," katanya.
Premature atrial contraction (PAC) yang hiperbola ialah jenis kelainan irama jantung paling lazim. Detak jantung itu terlalu cepat, lambat atau tidak teratur.
Satu tanda-tanda paling umum ialah jantung berdebar atau seseorang menyadari denyut jantung tak biasa dan dikaitkan dengan stroke dan kematian.
Sedangkan premature ventricular contraction (PVC), kelainan di mana jantung melewatkan satu denyut. PVC ini berhungan dengan peningkatan gagal jantung, penyakit arteri koroner dan kematian.
Peneliti menyampaikan ketidaknormalan itu sering dihubungkan dengan konsumsi kafein yang dibuktikan lewat penelitian dan percobaan. Namun, penelitian itu dilakukan puluhan tahun kemudian dan tidak memakai perkara PAC dan PVC sebagai hasil primer.
Selain itu, panduan kesehatan menyebutkan jikalau riwayat pasien konsisten dengan denyut ekstra prematur, faktor potensial yang memperparah menyerupai kafein, alkohol dan nikotin harus dihilangkan.
Kini semakin banyak bukti menguatkan potensi menyehatkan jantung dari beberapa produk kafein menyerupai kopi, cokelat dan teh. Penemuan ini mengakibatkan ketidakpastian di kalangan dokter dikala pasien berkonsultasi mengenai konsumsi kafein itu. Ada kemungkinan pasien mengurangi konsumsi supaya problem jantung tak lagi kambuh.
Studi ini diterbitkan di jurnal American Heart Association dan menganalisa konsumsi kopi, teh dan cokelat dari 1.388 pasien yang dipilih secara random. Termasuk di antara mereka ialah yang menderita denyut jantung ekstra terus menerus.
Dari seluruh peserta, 61 persen mengonsumsi lebih dari satu produk kafein setiap hari. Periset menemukan tak ada perbedaan jumlah PAC atau PVC per jam di antara kadar asupan kopi, teh dan cokelat.
Semakin sering mengonsumsi masakan dan minuman berkafein, ternyata tak ada hubungannya dengan denyut jantung ekstra.
"Ini ialah sampel berbasis komunitas pertama yang melihat pengaruh kafein terhadap denyut jantung ekstra. Studi sebelumnya meneliti orang-orang yang diketahui menderita kelainan ritme jantung," kata ketua tim penelitian Shalini Dixit.
"Apakah konsumsi akut produk-produk kafein bakal memengaruhi denyut jantung berlebihan, itu membutuhkan studi lebih jauh," imbuhnya.
Kompas.com