Mencicipi Sedapnya Kopi Robusta Di Banda Aceh Coffee Pekan Raya 2015
KantoMaya News , Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kembali menggelar Banda Aceh Coffee Festival 2015. Pembukaan ajang bertema The Soul of Arabica, berlangsung Jumat malam, 6 November 2015 di Taman Sari, Banda Aceh.
Pagelaran tahun kelima ajang berkumpulnya para peracik, pengusaha, petani, peneliti, dan penikmat kopi Aceh yang dirangkai dengan Festival Kopi dan Teh Nusantara ini dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Hesti Reko Hastuti.
Festival yang dilangsungkan sampai Ahad 8 November, para pengunjung sanggup menikmati bermacam-macam racikan minuman kopi di 50 stand yang disediakan panitia di Taman Sari. Bukan hanya kopi, sejumlah penganan khas Aceh juga tersedia di sana.
Hesti Reko menyampaikan selain wisata religi, tak sanggup dipungkiri potensi kuliner Aceh termasuk kopi sangat luar biasa. “Sebagian besar ekspor kopi dari Indonesia ke luar negeri berasal dari Aceh,” katanya.
Pihaknya juga sangat menghargai komitmen Pemkot Banda Aceh dalam mempromosikan Kopi Aceh ke dunia internasional. Dia berjanji akan mendukung penuh pelaksanaan Banda Aceh International Coffee Festival pada tahun depan.
kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh, Rizha MM, menyampaikan untuk lebih menyemarakkan suasana, pihaknya juga menyediakan panggung seni dan budaya yang menampilkan aneka atraksi hiburan bertema kopi. “Even ini untuk mempromosikan Kopi Arabica yang ketika ini sedang booming di Banda Aceh, maupun Kopi Aceh pada umumnya sampai ke dunia internasional,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa'aduddin Djamal SE dalam sambutannya mengharapkan donasi dari Kementerian Pariwisata untuk menyebabkan Banda Aceh Coffee Festival sebagai sebuah even berskala internasional pada tahun depan.
Aceh hari ini, kata Illiza, terus berusaha berdiri untuk menawarkan yang terbaik bagi Indonesia. Melalui even-even besar yang rutin digelar, dibutuhkan stigma negatif terhadap Aceh pun sirna. “Kita harapkan donasi dari pihak kementerian pariwisata untuk menggelar festival kopi berskala internasional di Banda Aceh pada tahun depan.”
Menurutnya, Aceh cukup dikenal dengan kopinya, khususnya Arabica, kopi yang dicari oleh dunia. “Kopi Robusta juga ada di Aceh, namun berbeda dengan Kopi Arabica yang teksturnya lebih kecil, dan kondusif bagi lambung,” kata Illiza.
Kota Banda Aceh sendiri dikenal sebagai kota seribu warung kopi, dan peminatnya juga luar biasa. "Tentu ini sanggup menarik minat wisatawan untuk datang. Mudah-mudahan, ajang ini juga berdampak faktual bagi perekonomian masyarakat,” jelas Illiza.
Pembukaan Banda Aceh Coffee Festival 2015 ditandai dengan penumbukan biji kopi memakai Lesung secara gotong royong oleh Hesti Reko Hastuti, Wali Kota Illiza, Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Kadis Pariwisata Aceh Reza Fahlevi, Ketua DPRK Banda Aceh Arief Fadillah, dan sejumlah pejabat lainnya.
Pagelaran tahun kelima ajang berkumpulnya para peracik, pengusaha, petani, peneliti, dan penikmat kopi Aceh yang dirangkai dengan Festival Kopi dan Teh Nusantara ini dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Hesti Reko Hastuti.
Festival yang dilangsungkan sampai Ahad 8 November, para pengunjung sanggup menikmati bermacam-macam racikan minuman kopi di 50 stand yang disediakan panitia di Taman Sari. Bukan hanya kopi, sejumlah penganan khas Aceh juga tersedia di sana.
Hesti Reko menyampaikan selain wisata religi, tak sanggup dipungkiri potensi kuliner Aceh termasuk kopi sangat luar biasa. “Sebagian besar ekspor kopi dari Indonesia ke luar negeri berasal dari Aceh,” katanya.
Pihaknya juga sangat menghargai komitmen Pemkot Banda Aceh dalam mempromosikan Kopi Aceh ke dunia internasional. Dia berjanji akan mendukung penuh pelaksanaan Banda Aceh International Coffee Festival pada tahun depan.
kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh, Rizha MM, menyampaikan untuk lebih menyemarakkan suasana, pihaknya juga menyediakan panggung seni dan budaya yang menampilkan aneka atraksi hiburan bertema kopi. “Even ini untuk mempromosikan Kopi Arabica yang ketika ini sedang booming di Banda Aceh, maupun Kopi Aceh pada umumnya sampai ke dunia internasional,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa'aduddin Djamal SE dalam sambutannya mengharapkan donasi dari Kementerian Pariwisata untuk menyebabkan Banda Aceh Coffee Festival sebagai sebuah even berskala internasional pada tahun depan.
Aceh hari ini, kata Illiza, terus berusaha berdiri untuk menawarkan yang terbaik bagi Indonesia. Melalui even-even besar yang rutin digelar, dibutuhkan stigma negatif terhadap Aceh pun sirna. “Kita harapkan donasi dari pihak kementerian pariwisata untuk menggelar festival kopi berskala internasional di Banda Aceh pada tahun depan.”
Menurutnya, Aceh cukup dikenal dengan kopinya, khususnya Arabica, kopi yang dicari oleh dunia. “Kopi Robusta juga ada di Aceh, namun berbeda dengan Kopi Arabica yang teksturnya lebih kecil, dan kondusif bagi lambung,” kata Illiza.
Kota Banda Aceh sendiri dikenal sebagai kota seribu warung kopi, dan peminatnya juga luar biasa. "Tentu ini sanggup menarik minat wisatawan untuk datang. Mudah-mudahan, ajang ini juga berdampak faktual bagi perekonomian masyarakat,” jelas Illiza.
Pembukaan Banda Aceh Coffee Festival 2015 ditandai dengan penumbukan biji kopi memakai Lesung secara gotong royong oleh Hesti Reko Hastuti, Wali Kota Illiza, Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Kadis Pariwisata Aceh Reza Fahlevi, Ketua DPRK Banda Aceh Arief Fadillah, dan sejumlah pejabat lainnya.
Sumber : TEMPO.CO | ADI WARSIDI