Menyeruput Kopi Khas Indonesia Di Anonimo Coffee
SahabatCyber - Banyaknya jenis kopi Indonesia yang disajikan di salah satu kafe di Jalan T. Amir Hamzah (Griya) nomor 216, Medan oleh Arief Budiyono menjadi salah satu alternatif buat tempat tongkrongan para anak muda di Kota Medan.
Arif Budiyono pemilik kafe Anonimo yang juga sebagai penikmat kopi menyampaikan ada sesuatu yang berbeda dalam racikan kopinya, dimana adanya rasa pahit, manis, asam yang ada didalam kopi itu menjadi ciri khas baginya sebagai seorang penikmat kopi.
"Bagi saya, di kopi itu sendiri ada pahit, ada manis, asam semuanya ada dikopi itu. Jadi, bagi aku itu 'mutiara hitam' itu ada di kopi, terutama kopi gayo," jelasnya kepada Analisadaily.com, Minggu (7/8).
Lanjut, Budi menjelaskan bahwa dirinya terinspirasi membuka kafe dari film-film tabrak mancanegara menyerupai film God Father.
"Kalau aku perhatikan, film menyerupai God Father itu tempat nongkrongnya di kafe-kafe kopi dimana makannya pizza minumnya kopi. Nah, dari situ lah aku terinspirasi. Lagi pula minum kopi ini kan budaya bangsa Indonesia yang sudah ratusan tahun lalu. Kenapa tidak kita kembangkan budaya kita tersebut. Karena kopi kita kopi Indonesia," jelasnya.
Untuk pasokan kopi, Budi memperolehnya dari petani kopi di Gayo (Aceh Tengah). Ada juga dari Mandailing, Tapanuli Selatan (Tapsel), Karo dan tempat Jawa.
"Kita ambil barangnya pribadi dari petani kopi," ucapnya.
"Sementara di kafe Anonimo menyajikan bermacam kopi Indonesia menyerupai kopi Solok, Kerinci, Gayo, Mandailing, Lintong, Sigalingging, Lingga Buaya dari Jawa Barat, Ciwide, Kayu Manis Jember, Bole-Bole kopi, Ulos Batak, Balautoba dan kebanyakan dari Sumatera alasannya ialah penghasil kopi banyak dari Sumatera," pungkas Arif Budiyono.
Analisadaily (Medan)
Arif Budiyono pemilik kafe Anonimo yang juga sebagai penikmat kopi menyampaikan ada sesuatu yang berbeda dalam racikan kopinya, dimana adanya rasa pahit, manis, asam yang ada didalam kopi itu menjadi ciri khas baginya sebagai seorang penikmat kopi.
"Bagi saya, di kopi itu sendiri ada pahit, ada manis, asam semuanya ada dikopi itu. Jadi, bagi aku itu 'mutiara hitam' itu ada di kopi, terutama kopi gayo," jelasnya kepada Analisadaily.com, Minggu (7/8).
Lanjut, Budi menjelaskan bahwa dirinya terinspirasi membuka kafe dari film-film tabrak mancanegara menyerupai film God Father.
"Kalau aku perhatikan, film menyerupai God Father itu tempat nongkrongnya di kafe-kafe kopi dimana makannya pizza minumnya kopi. Nah, dari situ lah aku terinspirasi. Lagi pula minum kopi ini kan budaya bangsa Indonesia yang sudah ratusan tahun lalu. Kenapa tidak kita kembangkan budaya kita tersebut. Karena kopi kita kopi Indonesia," jelasnya.
Untuk pasokan kopi, Budi memperolehnya dari petani kopi di Gayo (Aceh Tengah). Ada juga dari Mandailing, Tapanuli Selatan (Tapsel), Karo dan tempat Jawa.
"Kita ambil barangnya pribadi dari petani kopi," ucapnya.
"Sementara di kafe Anonimo menyajikan bermacam kopi Indonesia menyerupai kopi Solok, Kerinci, Gayo, Mandailing, Lintong, Sigalingging, Lingga Buaya dari Jawa Barat, Ciwide, Kayu Manis Jember, Bole-Bole kopi, Ulos Batak, Balautoba dan kebanyakan dari Sumatera alasannya ialah penghasil kopi banyak dari Sumatera," pungkas Arif Budiyono.
Analisadaily (Medan)